Sunday 15 August 2010

Amal2 selama di Bulan Ramadhan


Ramadhan punya makna tersendiri di hati umat Islam. Bulan ini adalah bulan rihlah ruhaniyah(wisata rohani). Umat Islam melepas belenggu materialisme dunia dengan menghidupkan dunia ruhiyah. Sebulan penuh umat Islam menjalani proses tadzkiyatun nafs (pembersihan jiwa). Sebulan penuh umat Islam melakukan riyadhatur ruhiyah (olah rohani).
Sebulan penuh umat Islam bagai ulat dalam kepompong Ramadhan. Diharapkan di akhir Ramadhan kondisi rohani mereka secantik kupu-kupu. “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [QS. Al-Baqarah (2): 183]
Amal-amal apa saja yang bisa kita lakukan di bulan Ramadhan agar kita bisa memperoleh derajat takwa?
1. Berpuasa (Shiyam)
Amal yang utama di bulan Ramadhan tentu saja berpuasa. Hal ini diperintahkan Allah swt. dalam Al-Quran surat Al-Baqarah (2) ayat 183-187. Karena itu, agar puasa kita tidak sia-sia, perdalamlah wawasan kita tentang puasa yang benar dengan mengetahui dan menjaga rambu-rambunya. Sebab, puasa bukan sekadar tidak makan dan tidak minum. Tapi, ada rambu-rambu yang harus ditaati. Kata Rasulullah saw., “Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian mengetahui rambu-rambunya dan memperhatikan apa yagn semestinya diperhatikan, maka hal itu akan menjadi pelebur dosa-dosa yang pernah dilakukan sebelumnya.” (HR. Ibnu Hibban dan Al-Baihaqi)
Jangan pernah tidak berpuasa sehari pun tanpa alasan yang dibenarkan syariat. Meninggalkan puasa tanpa uzur adalah dosa besar dan tidak bisa ditebus meskipun orang itu berpuasa sepanjang masa. “Barangsiapa tidak puasa pada bulan Ramadhan sekalipun sehari tanpa alasan rukhshahatau sakit, hal itu (merupakan dosa besar) yang tidak bisa ditebus bahkan seandainya ia berpuasa selama hidup,” begitu kata Rasulullah saw. (HR. At-Turmudzi)
Jauhi hal-hal yang dapat mengurangi dan menggugurkan nilai puasa Anda. Inti puasa adalah melatih kita menahan diri dari hal-hal yang tidak benar. Bila hal-hal itu tidak bisa ditinggalkan, maka nilai puasa kita akan berkurang kadarnya. Rasulullah saw. bersabda, “Bukankah (hakikat) puasa itu sekadar meninggalkan makan dan minum, melainkan meninggalkan perbuatan sia-sia dan kata-kata bohong.” (HR. Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah). Rasulullah saw. juga berkata, “Barangsiapa yang selama berpuasa tidak juga meninggalkan kata-kata bohong bahkan mempraktikkanya, maka tidak ada nilainya bagi Allah apa yang ia sangkakan sebagai puasa, yaitu sekadar meninggalkan makan dan minum.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Semua itu tidak akan bisa kita lakukan kecuali dengan bersungguh-sungguh dalam melaksankannya. Dengan begitu, puasa yang kita lakukan menghasilkan ganjaran dari Allah berupa ampunNya. Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa berpuasa Ramadhan dengan sepenuh iman dan kesungguhan, maka akan diampuni dosa-dosa yang pernah dilakukan.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud)
Salah satu bentuk kesungguhan dalam berpuasa adalah, melakukan makan sahur sebelum tiba waktu subuh. Rasulullah saw. menerangkan, “Makanan sahur semuanya bernilai berkah, maka jangan Anda tinggalkan, meskipun hana dengan seteguk air. Alah dan para malaikat mengucapkan salam kepada orang-orang yang makan sahur.”
Selain sahur, menyegerakan berbuka ketika magrib tiba, juga bentuk kesungguhan kita dalam berpuasa. “Sesungguhnya termasuk hamba Allah yang paling dicintai olehNya ialah mereka yang menyegerakan berbuka puasa,” begitu kata Rasulullah saw. Rasulullah saw. memberi contoh bersegera berbuka puasa walaupun hanya dengan ruthab (kurma mengkal), tamar (kurma), atau seteguk air. (HR. Abu Dawud dan Ahmad).
Selama berpuasa, jangan lupa berdoa. Doa yang banyak. Sebab, doa orang yang berpuasa mustajab. Ini kata Rasulullah saw., “Ada tiga kelompok manusia yang doanya tidak ditolak oleh Allah. Yang pertama ialah doa orang-orang yang berpuasa sehingga mereka berbuka.” (HR. Ahmad dan Turmudzi)
2. Membaca Al-Qur’an (Tilawah)
Al-Qur’an diturunkan perama kali di bulan Ramadhan. Maka tak heran jika Rasulullah saw. lebih sering dan lebih banyak membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan dibandingkan di bulan-bulan lain. Imam Az-Zuhri berkata, “Apabila datang Ramadhan, maka kegiatan utama kita selain berpuasa adalah membaca Al-Qur’an.” Bacalah dengan tajwid yang baik dan tadabburi, pahami, dan amalkan isinya. Insya Allah, kita akan menjadi insan yang berkah.
Buat target. Jika di bulan-bulan lain kita khatam membaca Al-Qur’an dalam sebulan, maka di bulan Ramadhan kita bisa memasang target dua kali khatam. Lebih baik lagi jika ditambah dengan menghafal satu juz atau surat tertentu. Ini bisa dijadikan program unggulan bersama keluarga.
3. Memberikan makanan (Ith’amu ath-tha’am)
Amal Ramadhan yang juga dianjurkan Rasulullah saw. adalah memberikan santapan berbuka puasa kepada orang-orang yang berpuasa. “Barangsiapa memberi makanan berbuka kepada orang-orang yang berpuasa, maka ia mendapat pahala senilai pahala orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut.” (HR. Turmudzi dan An-Nasa’i)
Sebenarnya memberi makan untuk orang berbuka hanyalah salah satu contoh bentuk kedermawanan yang ingin ditumbuhkan kepada kita. Masih banyak bentuk sedekah yang bisa kita lakukan jika kita punya kelebihan rezeki. Peduli dan sigap menolong orang lain adalah sifat yang ingin dilatih dari orang yang berpuasa.
4. Perhatikan kesehatan
Berpuasa adalah ibadah mahdhah. Tapi orang yang berpuasa juga sebenarnya adalah orang yang peduli dengan kesehatan. Makanya Rasulullah saw. berkata, “Berpuasalah kamu, maka kamu akan sehat.” Tak heran jika selama berpuasa Rasulullah saw. tetap memperhatikan kesehatan giginya dengan bersiwak, berobat dengan berbekam, dan memperhatikan penampilan, termasuk tidak berwajah cemberut.
5. Jaga keharmonisan keluarga
Puasa adalah ibadah yang khusus untuk Allah swt. Tapi, punya efek yang luas. Termasuk dalam mengharmoniskan hubungan keluarga. Jadi, berpuasa bukan berarti menjauh dari istri karena taqarrub kepada Allah sepanjang malam. Bukan juga tiada hari tanpa i’tikaf. Rasulullah saw. berpuasa, tapi juga memenuhi hak-hak keluarganya.
Dalam praktik keseharian, hanya di bulan Ramadhan kita bisa makan bersama secara komplit sekeluarga, baik ketika berbuka atau sahur. Di bulan lain hal ini sulit dilakukan. Keharmonisan keluarga juga bisa kita dapatkan dari shalat berjamaah dan tadarrus bersama.
6. Berdakwah
Selama Ramadhan kita punya kesempatan berdakwah yang luas. Karena, siapapun di bulan itu kondisi ruhiyahnya sedang baik sehingga siap menerima nasihat. Jadi, jangan sia-siakan kesempatan ini. Rasulullah saw. bersabda, barangsiapa menunjuki kebaikan, baginya pahala sebagaimana orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi pahala orang yang mengamalkannya sedikitpun.
Jika mampu, jadilah pembicara di kultum ba’da sholat zhuhur, ashar, dan subuh di musholah atau masjid. Bisa juga menjadi penceramah di waktu tarawih. Jika tidak bisa berceramah, buat tulisan. Sebarkan ke orang-orang yang Anda temui. Jika tidak bisa, bisa mengambil artikel-artikel dari majalah, fotocopy, lalu sebarkan. Insya Allah, berkah.
Ini sebenarnya hanyalah langkah awal bagi kerja yang lebih serius lagi. Dengan melakukan hal-hal sederhana seperti di atas, sesungguhnya Anda sedang melatih diri untuk menjadi sosok yang bermanfaat bagi orang lain. Kata Rasulullah saw., mukmin yang baik adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.
7. Shalat Tawawih (Qiyamul Ramadhan)
Ibadah sunnah yang khas di bulan Ramadhan adalah shalat tarawih (qiyamul ramadhan). Rasulullah saw., karena khawatir akan dianggap menjadi shalat wajib, melaksanakan shalat tarawih berjamaah bersama para sahabat tidak sepanjang Ramadhan. Ada yang meriwayatkan hanya tiga hari. Saat itu Rasulullah saw. melakukannya secara berjamaah sebanyak 11 rakaat dengan bacaan surat-surat yang panjang. Tapi, di saat kekhawatiran akan diwajibakannya shalat tarawih sudah tidak ada lagi, Umar bi Khattab menyebutkan jumlah rakaat shalat tarawih adalah 21 atau 23 rakaat (HR. Abdur Razzaq dan baihaqi).
Ibnu hajar Al-Asqalani Asy-Syafi’i berkata, “Beberapa riwayat yang sampai kepada kita tentang jumlah rakaat shalat tarawih menyiratkan ragam shalat sesuai dengan keadaan dan kemampuan masing-masing. Kadang ia mampu melaksanakan shalat 11 rakaat, kadang 21, dan terkadang 23 rakaat, tergantung semangat dan antusiasmenya masing-masing. Dahulu mereka shalat 11 rakaat dengan bacaan yang panjang sehingga mereka bertelekan dengan tongkat penyangga, sedangkan mereka shalat 21 atau 23 rakaat, mereka membaca bacaan-bacaan yang pendek dengan tetap memperhatikan masalah thuma’ninah sehingga tidak membuat mereka sulit.”
Jadi, silakan Anda qiyamul ramadhan sesuai dengan kadar kemampuan dan antusiasme Anda.
8. I’tikaf
Inilah amaliyah ramadhan yang selalu dilakukan Rasulullah saw. I’tikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat beribada kepada Allah swt. Abu Sa’id Al-khudri meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. pernah beri’tikaf pada awal Ramadhan, pertengahan Ramadhan, dan paling sering di 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Sayangnya, ibadah ini dianggap berat oleh kebanyakan orang Islam, jadi sedikit yang mengamalkannya. Hal ini dikomentari oleh Imam Az-Zuhri, “Aneh benar keadaan orang Islam, mereka meninggalkan i’tikaf padahal Rasulullah tidak pernah meninggalkannya sejak beliau datang ke Madinah sampai beliau wafat.”
Mudah-mudahan Anda bukan dari golongan yang kebanyakan itu.
9. Lailatul Qadar
Ada bulan Ramadhan ada satu malam yang istimewa: lailatul qadar, malam yang penuh berkah. Malam itu nilainya sama dengan seribu bulan. Rasulullah saw. amat menjaga-jaga untuk bida meraih lailatul qadar. Maka, Beliau menyuruh kita mencarinya di malam-malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Kenapa? Karena, “Barangsiapa yang shalat pada malam lailatul qadar berdasarkan iman dan ihtissab, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” Begitu kata Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Bahkan, untuk mendapatkan malam penuh berkah itu, Rasulullah saw. mengajarkan kita sebuah doa, “Allahumma innaka ‘afuwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii.” Ya Allah, Engkaulah Pemilik Ampunan dan Engkaulah Maha Pemberi Ampun. Ampunilah aku.
10. Umrah
Jika Anda punya rezeki cukup, pergilah umrah di bulan Ramadhan. Karena, pahalanya akan berlipat-lipat. Rasulullah saw. berkata kepada Ummu Sinan, seorang wanita Anshar, agar apabila datang bulan Ramadhan, hendaklah ia melakukan umrah, karena nilainya setara denagn haji bersama Rasulullah saw. (HR. Bukhari dan Muslim)
11. Zakat Fitrah
Zakat fitrah wajib dibayarkan sebelum hari Ramadhan berakhir oleh umat Islam, baik lelaki-perempuan, dewasa maupun anak-anak. Tujuannya untuk mensucikan orang yang melaksanakan puasa dan untuk membantu fakir miskin.
12. Perbanyaklah Taubat
Selama bulan Ramadhan Allah swt. membukakan pintu ampunan bagi hamba-hambanya dan setiap malam bulan Ramadhan Allah membebaskan banyak hambaNya dari api neraka. Karena itu, bulan Ramadhan adalah kesempatan emas bagi kita untuk bertaubat kembali ke fitrah kita.

Puasa:Sunat Berbuka Dengan Kurma




Hadith :
Daripada Salman bin Amir Addabbi Assohaabi r.a. daripada Nabi s.a.w. bersabda: “Jika seseorang kamu berbuka, hendaklah ia berbuka dengan buah kurma. Sekiranya buah kurma tiada, bolehlah ia berbuka dengan air kosong. Sesungguhnya air itu bersih lagi suci”.

(Abu Daud dan at-Tirmidzi)


Huraian
1. Rutob ialah buah kurma yang telah masak sebelum menjadi tamar kering. Ianya lembut dan manis. Manakala tamar ialah buah kurma yang sudah kering.
2. Orang yang berpuasa disunatkan berbuka dengan rutob atau kurma atau meminum air biasa jika ketiadaan kurma. Inilah tertib yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
3. Hikmah disunatkan kita berbuka dengan tamar ialah kerana kurma dipercayai mengandungi glukosa yang mampu memberikan tenaga segera kepada badan. Ia juga dipercayai kaya dengan protein, serat, gula, vitamin A & C serta zat mineral seperti besi, kalsium, sodium dan potassium. Kandungan protein di dalam sebiji kurma adalah kira-kira 1.8 hingga 2.0%, serat 2.0 hingga 4.0% manakala kandungan gulanya adalah 50 hingga 57%.
4. Sesiapa yang berpuasa dengan ikhlas kerana Allah, kemudian beramal mengikut sunnah Rasulullah SAW akan diberi ganjaran pahala di akhirat serta mendapat nikmat dan rahmat Allah SWT di dunia dan akhirat.

Puasa yang Berkat




Hadith :
Rasulullah s.a.w bersabda yang maksudnya: “Berapa banyak orang yang berpuasa tetapi dia tidak mendapat apa-apa dari puasanya kecuali hanya lapar dan dahaga.”


Riwayat Ibnu Majah


Huraian
Pengajaran Hadis:
i) Setiap muslim harus memahami konsep sebenar puasa supaya ibadah puasanya itu tidak menjadi suatu perbuatan yang sia-sia.
ii) Berpuasa mengikut perspektif Islam ialah menahan diri dari makan dan minum serta mengelakkan diri daripada melakukan perkara-perkara yang boleh membatalkannya mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
iii) Selain itu puasa juga bermakna menahan diri daripada perkara-perkara berikut iaitu:
a) Menundukkan pandangan mata serta mengatasinya daripada tertuju kepada segala yang tercela.
b) Menjaga lidah daripada berkata-kata perkara yang sia-sia, dusta, fitnah, cacai maki dan menyinggung perasaan orang lain.
c) Menahan pendengaran dari mendengar segala sesuatu yang ditegah agama di mana perkara yang haram diucap adalah juga haram didengar seperti mengumpat dan sebagainya.
d) Mencegah tangan, kaki dan perut serta semua anggota badan daripada melakukan atau mengambil perkara yang haram.
iv) Seorang muslim hanya akan terbentuk melalui ibadah puasa yang ditunaikan dengan penuh penghayatan di mana bagi mereka yang berpuasa sekadar untuk menunaikan kewajipan tanpa memahami apa sebenarnya yang dituntut oleh agama maka mereka tidak akan dapat merasai kemanisan nikmat puasa tersebut malah puasa itu dirasakan sebagai satu bebanan yang terpaksa ditanggung.
v) Bulan Ramadhan adalah bulan di mana pada awalnya dijanjikan keampunan (maghfirah), pertengahannya rahmah dan akhirnya dijauhkan dari azab api neraka. Oleh itu setiap daripada kita haruslah berusaha untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah S.W.T dan sentiasa mengingati-Nya dengan melakukan amalan-amalan baik di samping menjauhi segala sifat-sifat yang keji dan mungkar.

Puasa Yahudi dan Nasrani



Hadith :
Daripada Amru bin al-Aas r.a. bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Perbezaan diantara puasa umat Islam dengan puasa ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) itu ialah dengan makan sahur.”

(Muslim)


Huraian
1. Manusia sejak dari zaman dahulu kala lagi telah mengenali amalan puasa. Mereka berpuasa bukan sahaja didorong oleh agama tetapi juga kerana beberapa tujuan tertentu.
2. Ibadat puasa yang telah diwajibkan ke atas umat Islam juga telah dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani, cuma terdapat beberapa perbezaan :
i. Orang-orang Islam menyegerakan berbuka puasa sedangkan orang Yahudi dan Nasrani melambat-lambatkannya. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud bahawa Rasulullah SAW telah bersabda: "Agama akan sentiasa tampak syi'arnya dengan nyata selama orang Islam berbuka puasa dengan segera (tepat pada waktunya), sebab orang-orang Yahudi dan Nasrani melambatkannya.
ii. Disunatkan bagi orang Islam yang berpuasa makan sahur sebelum masuknya waktu subuh kerana dengan makan sahur boleh memberi kekuatan untuk berpuasa pada siang hari dan qailulah (tidur sekejap) pada siang hari (sebelum Zohor) boleh memberi kekuatan untuk qiamullail.
3. Umat Islam hendaklah berpuasa dengan niat yang ikhlas kerana Allah dan tidak mengerjakannya kerana menganggap bahawa ia adalah suatu tradisi (ikut-ikutan). Bahkan apa sahaja ibadat yang dilakukan perlu dilakukan dengan ketaatan dan kesedaran tentang kewajipan untuk mengerjakannya.

Doa Lihat Anak Bulan




Hadith :
“Daripada Talhah bin Ubaidillah r.a. bahawa nabi SAW, apabila baginda melihat anak bulan baginda membaca doa yang bermaksud: “Ya Allah keluarkanlah bulan sabit ini dengan keberkatan dan keimanan, berikanlah keselamatan dan keIslaman, Tuhanku dan Tuhanmu ialah Allah S.W.T. inilah sabit yang boleh memberi petunjuk serta kebaikan.

(at-Tirmidzi)


Huraian
1. Bulan merupakan kejadian Allah yang sangat berguna. Bagi umat Islam, anak bulan dapat menentukan tarikh awal Ramadhan serta dapat membuat penentuan ke atas amal ibadat yang hendak dilakukan dari masa ke semasa.
2. Kalender Hijriah (Islam) terdiri dari dua belas bulan iaitu Muharam, Safar, Rabiulawal, Rabiulakhir, Jumadil awal, Jumadil akhir, Rejab, Syaaban, Ramadhan, Syawal, Zulkaedah dan Zulhijjah.
3. Islam sangat menggalakkan umatnya agar membaca doa apabila melihat sesuatu nikmat atau mendapat rahmat Allah, sama ada secara langsung ataupun tidak. Contohnya, apabila melihat anak bulan sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Khusyuk yg Terganggu


Hadith :
Diriwayatkan dari Aisyah katanya:”Nabi s.a.w pernah solat memakai baju bergambar (bercorak-corak). Suatu ketika nabi s.a.w terlihat kepada gambar di baju itu. Setelah selesai solat, nabi berkata:”Bawalah bajuku ini kepada Abu Jahm dan bawa kembali tukaran daripada Abu Jahm. Baju ini melalaikanku sebentar tadi dari solatku.”

(al-Bukhari)



Huraian
Solat adalah sah jika menepati segala rukun dan syarat yang telah ditentukan oleh syarak walaupun memakai pakaian yang ada gambar (bergambar). Walau bagaimanapun dari segi adab dalam beribadat, perkara ini tidak digalakkan kerana ia mungkin mengganggu penumpuan kita atau orang lain terhadap solat kecuali tidak ada pakaian yang lebih baik ketika itu. Sesungguhnya dalam beribadat, bukan sahaja rukun dan syarat perlu diikuti tetapi adab juga mesti diutamakan. Memakai pakaian yang sopan dan selayaknya dipakai mestilah dititikberatkan apalagi ketika behadapan dengan Allah Ta'ala. Itulah yang dinamakan sifat ihsan iaitu merasakan bahawa Allah Ta'ala melihat ibadat yang sedang kita kerjakan. Jika kita tidak menjaga adab ini dikhuatiri ibadat kita tidak sempurna walaupun di sisi syarak ianya dianggap sah.

Dalil2 Puasa


Kewajiban berpuasa dalam Al Qur’an

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan bagi kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan bagi orang-orang sebelummu, agar kamu bertakwa" [Al Baqarah:183]

Keutamaan berpuasa:

"Diriwayatkan dari Sahl bin Saad r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Sesungguhnya di dalam Surga itu terdapat pintu yang dinamakan Ar-Rayyan. Orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada Hari Kiamat kelak. Tidak boleh masuk seorangpun kecuali mereka. Kelak akan ada pengumuman: Di manakah orang yang berpuasa? Mereka lalu berduyun-duyun masuk melalui pintu tersebut. Setelah orang yang terakhir dari mereka telah masuk, pintu tadi ditutup kembali. Tiada lagi orang lain yang akan memasukinya" [Bukhari-Muslim]

"Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Setiap hamba yang berpuasa di jalan Allah, Allah akan menjauhkannya dari api Neraka sejauh perjalanan tujuh puluh tahun" [Bukhari-Muslim]

Keutamaan bulan Ramadan

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Apabila tiba bulan Ramadan, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu neraka dan setan-setan dibelenggu Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim: 1793
Wajib berpuasa Ramadan jika melihat hilal awal Ramadan dan berhenti puasa jika melihat hilal awal Syawal. Jika tertutup awan, maka hitunglah 30 hari
Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:
Dari Nabi saw. bahwa beliau menyebut-nyebut tentang bulan Ramadan sambil mengangkat kedua tangannya dan bersabda: Janganlah engkau memulai puasa sebelum engkau melihat hilal awal bulan Ramadan dan janganlah berhenti puasa sebelum engkau melihat hilal awal bulan Syawal. Apabila tertutup awan, maka hitunglah (30 hari)
Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim: 1795

Larangan berpuasa satu atau dua hari sebelum bulan

Hadis riwayat Abu Hurairah ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Janganlah engkau berpuasa satu atau dua hari sebelum Ramadan, kecuali bagi seorang yang biasa berpuasa, maka baginya silakan berpuasa
Nomor hadis dalam kitab Sahih Muslim: 1812

Dilarang puasa pada hari raya:

"Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri r.a katanya: Aku pernah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: Tidak boleh berpuasa pada dua hari tertentu, iaitu Hari Raya Korban (Aidiladha) dan hari berbuka dari bulan Ramadan (Aidilfitri)" [Bukhari-Muslim]

Bersahur (makan sebelum Subuh) itu sunnah Nabi:
"Diriwayatkan daripada Anas r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Hendaklah kamu bersahur karena dalam bersahur itu ada keberkatannya" [Bukhari-Muslim]

Berbuka di waktu maghrib:
"Diriwayatkan daripada Umar r.a katanya: Rasulullah s.a.w telah bersabda: Apabila datang malam, berlalulah siang dan tenggelamlah matahari. Orang yang berpuasa pun bolehlah berbuka" [Bukhari-Muslim]
Ketika kita berpuasa, kita dilarang berkata kotor, mencaci, atau berkelahi. Hal ini untuk menempa diri kita agar memiliki akhlak yang terpuji:
"Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Apabila seseorang daripada kamu sedang berpuasa pada suatu hari, janganlah berbicara tentang perkara yang keji dan kotor. Apabila dia dicaci maki atau diajak berkelahi oleh seseorang, hendaklah dia berkata: Sesungguhnya hari ini aku berpuasa, sesungguhnya hari ini aku berpuasa" [Bukhari-Muslim]

Puasa yang sia-sia:

"Dari Abu Hurairah ra: katanya Rasulullah saw berabda: "Barang siapa tidak meninggalkan ucapan dusta dan berbuat jahat (padahal dia puasa), maka Allah tidak butuh ia meninggalkan makan dan minum" [Bukhari]

Jika kita berpuasa, tapi kita berkata dusta atau menyakiti orang lain, maka sia-sialah puasa kita.
Dilarang bersetubuh pada saat berpuasa:

"Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a katanya: Seorang lelaki datang menemui Rasulullah s.a.w lalu berkata: Celakalah aku wahai Rasulullah s.a.w. Rasulullah s.a.w bertanya: Apakah yang telah membuatmu celaka?

Lelaki itu menjawab: Aku telah bersetubuh dengan isteriku pada siang hari di bulan Ramadan.
Rasulullah s.a.w bertanya: Mampukah kamu memerdekakan seorang hamba? Lelaki itu menjawab: Tidak.

Rasulullah s.a.w bertanya: Mampukah kamu berpuasa selama dua bulan berturut-turut? 
Lelaki itu menjawab: Tidak.

Rasulullah s.a.w bertanya lagi: Mampukah kamu memberi makan kepada enam puluh orang fakir miskin? Lelaki itu menjawab: Tidak. Kemudian duduk. Rasulullah s.a.w kemudiannya memberikan kepadanya suatu bekas yang berisi kurma lalu bersabda: Sedekahkanlah ini. 
Lelaki tadi berkata: Tentunya kepada orang yang paling miskin di antara kami. Tiada lagi di kalangan kami di Madinah ini yang lebih memerlukan dari keluarga kami.

Mendengar ucapan lelaki itu Rasulullah s.a.w tersenyum sehingga kelihatan sebahagian giginya. Kemudian baginda bersabda: Pulanglah dan berilah kepada keluargamu sendiri" [Bukhari-Muslim]

Bangun dari junub tidak membatalkan puasa:
"Diriwayatkan daripada Aisyah dan Ummu Salamah r.a, kedua-duanya berkata:: Nabi s.a.w bangkit dari tidur dalam keadaan berjunub bukan dari mimpi kemudian meneruskan puasa" [Bukhari-Muslim]
Catatan:
Hadits tersebut sebagian besar berasal dari Al Bayan, dan masih banyak perawinya selain Bukhari dan Muslim seperti Tirmizi, An Nasai, Abu Daud, Ibnu Majah, dan lain-lain.

Saturday 14 August 2010

Hayatilah Sajak Ini


RAMADHAN
Ramadhan datang lagi,
Membawa seribu erti,
Menguji jati diri,
Sejauhmana cinta pada Ilahi
Ramadhan datang lagi,
Mengusir segala sunyi sepi diri,
Dinihariku yang malap kini kian berseri,
Dengan tasbih,cselawat dan tahmid suci.
Ramadhan,
Datangmu memang kunanti,
Rinduku padamu sentiasa mekar di taman hati,
Segar mengharum di bingkai rohani,
Menjadi inspirasi pengabdian diri ,
Sepenuh jiwa raga pada raja seluruh alam,
Allah Rabbbul’alamin.
Ramadhan,
Kuharap kali ini kau takkan pergi lagi,
Walaupun kau pasti akan pergi lagi,
Meninggalkan aku, dia dan semua isi bumi,
Dan hanya akan datang menjengah kembali,
Dengan membawa malam seribu erti,
Pada tahun hadapan nanti.
Ahlan Wasahlan Ya Ramadhan,
Wa Marhaban Minkum
Kuharap kau tetap hadir dalam sanubariku,
Bagi mentarbiyah nafsu dan mindaku agar sentiasa,
Melaksanakan Sunnatullah,
Menjauhi mungkar dan larangan Allah,
Agar..biar lahirku nanti selepas Ramadhan,
Laksana bayi yang suci bersih,
Tanpa noda dan dosa.